Tumpahan Kejujuran

Kamis, 28 Januari 2010

Jien hendak berteriak
Kalau bisa sampai mereka buka telinga
Juga buka hati
Supaya mengerti
Bukannya salah tanggap
Dan mengacaukan semuanya
Bertindak sembrono
Sampai buat Jien muak

Jien terima kasih
Karena kado masalah
Itu kado yang indah
Jien sadar ,disisi lain juga membantu
Tapi Jien juga capek
Jien juga punya perasaan
Walaupun Jien belum siap dipetik dan kalian sudah!
Jien tahu lah ,lebih jauh bestari nian kalian itu.

Tapi Jien kan tidak bisa begini terus
Bersikap tolol dan sabar walaupun dibegitukan lagi dan lagi
Jien juga bisa marah
Bahkan kalau Jien marah tidak tanggung-tanggung
Jien bisa mengeluarkan ledakan selayak bom di depan mata
Jien bisa!
Tetapi Jien belum pernah tunjukkan
Karena kasihan jadi tetap sabar
Tapi lama-lama atom juga menumpuki hati
Dan stock sabar Jien mungkin akan habis
Mengerti tidak?

Duga dulu ,masih ingat kalian?
Bisa bilang tak dipikirkan
Tetapi pasti selalu terngiang
Kalau tak, buat apa berlaku mendongkol
Jelas-jelas seperti itu
Tak punya lagi rasa menggelikan seperti gula hambar
Sadar tidak?
Jien dianggap hantu apa?
Jien punya nama menyeramkan?
Sampai-sampai dianggap pun tidak lagi..
Menyebutkan namapun susah
Atau nama Jien sudah dihapus
Seperti orang amnesia saja ya?

Padahal siapa yang pantas panas
Kalau didihkan air itu adalah kalian
Bukan Jien
Merasa cela
Tetapi berlaku tanpa panjang pikirnya
Malah pergi lanjut dari Jien
Lalu menduga Jien tidak nian ada rindu lagi
Padahal Jien hilang akal setengah mati
Tahu tidak?
Melongo sana-sini
Enak kali melihat Jien seperti ini
Jien tersiksa
Bawa siksa di punggung ke sekolah ,rumah ,tidur
Sindir usut sindir
Memang lurus sebab kalian
Pantaslah!
Kalau sekarang dipikir
Mau apa amuk disana-sini
Kalian amuk bukan buat Jien
Tapi amuk buat orang yang bersalah
Kenapa harus menyeret Jien sampai kedalam jurang juga?
Disaat Jien tak ada benang apapun
Jien juga tak pernah salahkan siapapun
Tidak pernah ,tahu tidak?
Tahu bagaimana kalian ,omongi Jien salahkan kalian
Memang pernah robek dan buka hati Jien ,jadi merasa paling tahu semua?
Kalau sindir merasa bersalah
Kalian tahu mengapa begitu adanya?
Karena itu kenyataan
Dan haruslah terima kenyataan
Masa begitu masih harus diajari
Kalian lebih bestari kok daripada Jien

Jien hendak menangis
Tetapi tidak boleh menangis tiada arti
Harus keluar tameng
Supaya tidak diterjunkan lebih jauh
Mau bela diri pun masih pikirkan kalian
Takut makin lanjut saja
Alih-alih malah makin bersalah
Tidak tahu salah diri untuk apa
Tapi semua orang punya kesalahan
Kalian masih manusia?
Jien tahu manusia punya salah
Dan punya perasaan
Jadi Jien takkan sakiti kalian
Kenapa?
Karena Jien sayang
Jien tarik diri supaya kita bisa layak dulu kala
Tapi kalau hanya Jien yang tarik diri?
Sama saja akan hancur pada akhirnya mengerti tidak?
Kalian juga harus bertindak
Jangan cuma berdiam menunggu Jien
Jien tak lebih bestari daripada kalian
Jien akan lebih bingung dan kewalahan
Kalian tinggal Jien sendiri
Terus Jien harus bertindak sendiri seperti orang tolol?
Jien kan bukan hantu
Masih punya perasaan
Kalau tidak acuh terus
Jien harus bagaimana?
Jien akan bingung
Kenapa sih tak bisa mengerti terus?


Akunya rindu pada momen dulu kala
Tapi kenapa terus menyesap teh buatan orang
Tapi selalu melewatkan teh Jien
Kalian anggap Jien adalah angin?
Sadar tak
Omongan nian berubah
Bicara masam
Tidak seperti dulu
Buat Jien takut mimpi buruk terulang
Cak runding oceh sibuk
Tapi masih sempat mampir sana sini kok?
Jien selalu lihat!
Jien tidak buta
Memang benar kalian melewati Jien berulang-ulang
Cakap sana-sini tapi tak pernah berakhir pada Jien
Berakhir di tempat orang lain
Kenapa Jien yang harus acap kali jumpai kalian?
Tapi kalian tak mau jumpai Jien kalau tak disahuti
Bagaimana itu?
Akuan benar tidak?Atau sekedar akuan saja?
Akuan tanpa tindak nilainya apa?
Kalau mau Jien acap terus juga bisa
Hal yang mudah tahu

Jien begini
Mau anggap Jien marah?
Jien bicara jujur?
Buat kalian sedih pula..
Jien bicara jujur
Karena kira kalian sudah tak mau punya Jien
Memang kalian kira tak bingung keadaan seperti ini
Tiba-tiba semua berubah tanpa jelas alasannya
Gila
Kalau kalian terus anggap Jien angin
Jien bisa gila
Jien kan masih manusia biasa
Bisa tersesat
Tapi kalian yang tahu jalan acap tak peduli sih
Jadi jangan salahkan Jien kalau tindak begitu
Karena makin lama Jien makin tak mengerti kehendak kalian
Sudah ada niat baik mau perbaiki jembatan
Tapi kalian yang tak mau bantu mengambil bata dan semennya kan?
Kalau pada akhirnya jembatan kita rubuh
Masih mau salahkan Jien lagi?
Terus saja!

Jien acap ajak bicara baik
Kalian malah mendendang Jien
Kalian pikir Jien tak bisa marah
Oh berarti kalian salah sangka sudah
Jien bisa
Bahkan sangat bisa asal tahu saja
Niat baik Jien terus disalahfahamkan
Kalau andai kalian punya posisi Jien sekarang?
Bisa tanggap apa?
Jien ingin beri kalian
Kalau ada kesempatan
Posisi Jien sekarang ini
Biar kalian rasa bagaimana bingungnya
Bagaimana siksanya

Sampai sekarang Jien harus ajak kalian komunikasi
Komunikasi itu pokok
Apakah Jien harus kenali lagi?
Tapi Jien hilang keberanian sudah
Untuk hampiri kalian
Kalian kira Jien hendak tinggali dan akhiri?
Harusnya Jien yang berpikir begitu
Bukan kalian
Kalian yang sering-sering anggap Jien tissue
Yang dipakai jika diperlukan
Tapi sekarang sudah tak berarti apa-apa
Jadi lebih baik tidak dihiraukan ya?
Kalian yang buat aku ucap begitu tahu..
Sadar tak..
Kala oceh perintah pergi saja
Rumahmu adalah rumahmu
Rumahku adalah rumahku
Jien tak boleh ke rumahmu kalau begitu?
Mau benar-benar usir Jien?
Boleh usir
Tapi Jien takkan usir kalian pula
Rumah Jien akan selalu terbuka untuk kalian
Kadang Jien masih menyeringai
Murah sekali harganya persahabatan kalau begitu
Terlalu murah sampai-sampai terdengar menyedihkan

Jangan salah paham
Jangan marah
Jangan pergi
Jangan selalu merasa benar
Baca
Serapi baik-baik
Kita sama-sama punya salah
Jien sadar tak bisa kerap bebani semua pada kalian
Jien juga pasti ada ambil alih masalah ini
Jien mengakui karena Jien tak bisa sepenuhnya sempurna
Tapi sekarang kalian mau tak mengakui?
Jangan acap kali oceh capai saja
Harus bertindak
Kalau hanya bisa banyak mulut
Takkan menghasilkan apa-apa
Pikrilah yang kritis
Jien tahu kalian juga pasti masih ingin semua kembali
Tapi ada bayarannya
Jien tak mampu bayar itu sendiri
Kalian mengerti lah sedikit
Bukti harga ini semua tak murah
Kalau kalian hanya ingin Jien yang bayar
Jien pasti mati tahu!?
Jien jauh dari sampai umur
Kalian harus sadar
Jangan hanya menyidik Jien
Jien juga sudah capai bangun jembatan sendiri
Kalau kalian tak mau membantu
Jien benar-benar tak bisa buat apa lagi
Karena kalau waktunya terlambat nanti ,jembatan kita akan rubuh tanpa pertolongan kalian
Padahal Jien sudah kerjakan bagian diri

Jien ingin kalian baca
Tapi juga tak ingin disisi lain
Tahu hati akan sakit
Karena Jien terlalu mengenal kalian
Kalian pasti jadi pikir Jien sangat egois
Tahu tak sekarang Jien hanya bisa angkat tangan
Hanya tinggal duduk diam tunggu kalian saja
Kalau kalian tak ada suara sama sekali
Jien harus bilang berarti kalian sudah relakan semuanya untuk hancur
Jien tak mengerti kehendak kalian akhir-akhir ini?
Sulit nian tahu
Tidak seperti dulu
Sekarang Jien hanya ingin tanya
Inginnya kalian apa sih?
Jien siap kembali seperti dulu
Melakukan berbagai jalan
Tapi kalian siap tak?
Atau hanya ingin diam dan terus tak acuhkan Jien?
Pilihannya ada di tangan kalian
Jien selalu siap disini ,dibawah naungan bulan yang hangat ganti dinginnya suasana diantara kita..


0 komentar: